Perokok Pasif
"
Senin, | 1343 klik |
Perokok pasif berisiko terserang penyakit jantung koroner dan insiden serangan jantung yang berat. Derita ini akan menurun jika perokok pasif minima
l 12 bulan berhenti mendapat asap rokok.
Sebuah penelitian di AS menyebutkan, angka kematian perokok aktif mencapai 60% lebih tinggi dibandingkan orang yang tak merokok. Merokok menyumbang peningkatan penyakit kronis di dunia, yaitu penyempitan pembuluh darah dan kanker.
Angka kematian pada perokok tiga kali lipat pada usia 45-64 tahun dan dua kali lipat pada usia 65-84 tahun. Di negara-negara berkembang secara umum kematian akibat merokok cenderung meningkat. Tercatat angka 0,9 million pada tahun 1965; 1,3 million pada tahun 1975; 2,1 million pada tahun 1995.
Pada penelitian yang dilakukan terhadap perawat wanita diUSA , ditemukan perokok yang terserang penyakit jantung koroner sebanyak 2,1 pada perokok 1-14 batang per hari; 4,2 pada perokok 15-24 batang/hari; 6,0 pada perokok 25 batang per hari.
Penurunan angka wanita perokok lebih lambat daripada pria. Dalam kurun waktu tahun 1965-1990, tercatat penurunan dari 46% menjadi 28% pada pria dan dari 34% menjadi 23% pada wanita. “Jadi penurunan angka perokok pria sebesar 18% dan wanita hanya 11%. Tren ini diikuti diIndonesia ,” ungkap Dokter Rina.
Rina sangat menyayangkan sementara kalangan orangtua, guru dan dosen, pemuka masyarakat, pejabat yang seharusnya menjadi panutan dalam gerakan antimerokok, malah merokok di depan kaum muda. “Ya, paling tidak guru jangan merokok di depan siswanya, ayah jangan di depan anaknya,” pintanya.
“Malah seringkali saya melihat menjenguk orang sakit, malah disuguhi rokok. Walaupun di luar ruangan tapikan asapnya kemana-mana. Ini sudah tidak benar,” tentangnya.
Sekarang ini, upaya mencegah orang tidak merokok kalah jauh dibandingkan iklan rokok. Anak muda pun cenderung lebih memilih untuk mencoba merokok, kemudian menjadi kecanduan. Untuk itu perlu diberi edukasi sebelum terjadi kecanduan terhadap rokok pada kaum muda,” harapnya.
4000 Racun
“Saya yakin semua perokok mengetahui bahaya merokok, tapi mereka cuek saja. Kalau sudah sakit, baru berhenti dan itu biasanya sudah terlambat,” ujarnya sinis.
Rina menjelaskan bahwa asap rokok dapat mempercepat terjadinya kadar fibrinogen sebagai faktor independen yang mempermudah terjadinya penyakit jantung koroner. “Kadar ini baru menurun jika telah berhenti merokok setelah kurun waktu 5 tahun,” ungkapnya.
Seorang perokok berisiko terserang penyakit jantung koroner, paru-paru, kanker, penyempitan pembuluh darah, merubah metabolisme tubuh, menurunkan kemampuan kerja, mengganggu pertumbuhan janin, stroke dan penyakit lainnya.
Dalam asap rokok terkandung lebih dari 4000 jenis racun, seperti nikotin, karbon monoksida (CO), TAR, aseton, HCN, DDT, arsen, phenol, methanol, buthane, toluidin, pirine, napthyline, dan lain-lain.
Asap rokok akan mempengaruhi tekanan darah dengan efek yang bervariasi. “Bayangkan saja, satu kali hisap rokok tembakau terkandung 50-150 ug (mikrogram) nikotin. Dan nikotin ini berperan meningkatkan denyut jantung, sehingga memberikan efek jantung berdebar-debar, emosional lebih tinggi, dan itu akan menjadi buruk,” tegasnya.
Beberapa faktor resiko terserang penyakit jantung koroner yang tidak bisa dirubah: adalah keluarga, jenis kelamin, dan kepribadian (tingkah laku). Pada laki-laki berisiko lebih cepat terserang penyakit jantung koroner daripada wanita, karena wanita mempunyai kemampuan proteksi pada masa produktif. “Kalau sudah tidak produktif lagi (menopause) ya sama saja. Semakin tua makin berisiko karena pertahanan tubuh menurun,” katanya.
Gangguan kesehatan yang dialami perokok pasif disebutkan sama bahayanya dibandingkan perokok aktif. “Karena kandungan racun yang diterimanya sama. Bahkan bila perokok aktif mengidap penyakit menular seperti TBC, sambil batuk merokok, itu bisa tertular ke orang lain,” jelasnya. —ten
Foto : Dokter I Ketut Rina, Sp.P.D, Sp. J
------------------------------------------------------------------------------------------------
Terapi Berhenti Merokok ala Mastre
sna
MEROKOK merusak kesehatan tubuh. Namun, masih banyak orang senantiasa menjadikan rokok sebagai konsumsi rutin sehari-hari, antara lain karena dipengaruhi gengsi, kebebsan, atau sebagai ekspresi perlawanan dan pemberontakan. Berbagai cara telah dilakukan dalam mengantisipasi kegiatan yang mampu menyebabkan kangker, hipotensi dan gangguan kehamilan ini. Sesuai pengamatan Tokoh, larangan tidak merokok telah dilakukan dibeberapa instansi atau perusahaan yakni larangan merokok ditempat-tempat khusus, di ruangan ber AC misalnya, ataupun saat berada di SPBU. Cara ini dianggap tepat karena secara tak langsung mampu mengurangi aktivitas merokok.
Selain itu, Grand Master dari Yayasan Tri Bhuana dan ahli supranatural, I Made Mastresna, S.E juga memberikan terapi berhenti merokok dalam seminar menyambut Hari TBC se-Dunia dengan topik “Terapi Berhenti Merokok seketika dengan perpaduan metode Tri Bhuana Bali dan Vodoo Afrika”.
Menurut Mastresna untuk mengikuti terapi ini, hal penting yang perlu diperhatikan adalah keinginan yang mendasar dalam hati untuk berhenti tanpa ada paksaan apapun. Berbagai alasan dapat diambil untuk menimbulkan niat berhenti merokok, misalnya dengan memikirkan bahwa zat nikotin yang terkandung dalam rokok mampu merusak kesehatan. Menurutnya nikotin merupakan zat perangsang atau stimulan drug yang memiliki efek berlawanan yaitu mampu memberi rangsangan tapi sekaligus menenangkan. Nikotin menyebabkan ketagihan karena kemampuannya memicu dopamine yang merupakan unsur kimia didalam otak yang menyebabkan timbul rasa senang. “Penggunaan pada tingkat rendah berfungsi sebagai stimulant (perangsang), sedangkan pada tingkat banyak bisa menghambat fungsi syaraf otonom dan sel-sel otot tulang. Penggunaan dalam jangka panjang justru malah akan mengurangi kemampuan otak untuk merasa senang,” jelasnya. Ia menambahkan, perokok pasif akan lebih cepat terkena dampak keganasan nikotin dibandingkan perokok aktif karena asap rokok mengandung karbon monoksida yang masuk kedalam organ tubuh mampu mengurangi kapasitas darah dalam menyebarkan oksigen.
Tembakau tak menimbulkan bahaya jika tak dihisap, Seperti dalam proses nginang atau kebiasaan makan sirih yang dilakaukan orang tua pada umumnya. “Biasanya tembakau dipakai untuk membersihkan gigi setelah proses nginang. Tembakau yang dihisap mampu menyebarkan nikotin dalam tubuh, namun tak akan menimbulkan masalah jika tembakau tak dihisap,” ujar Mastresna.
Budaya timur seperti diIndonesia sangat menjunjung tinggi perasaan orang lain. Terkadang karena persoalan inilah seseorang tak bisa berhenti merokok. Mastresna menambahkan, ada lima kunci awal agar dapat berhenti merokok, yakni menyiapkan diri, mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, belajar membentuk keterampilan dan perilaku baru, menggunakan obat-obatan secara bijaksana, dan mempersiapkan mental jika menghadapi kesulitan dan godaan merokok datang kembali. Untuk melaksanakan hal tersebut, seseorang perlu melakukan perencanaan sebagai usaha berhenti merokok. Perencanaan tersebut meliputi lima prinsip yakni smart specific, measureble, achievable, realistic, time-bound). “Jika ingin berhenti merokok tujuan harus jelas dan tegas. Jangan dicampur atau dikaburkan, misalnya berhenti tetapi sekali-kali ingin merokok. Karena hal ini mampu mempengaruhi seseorang untuk merokok kembali. Dengan prinsip specific, niat berhenti merokok harus jelas, tegas dan tidak membuat keraguan,” tegasnya. Menurutnya dalam prinsip measurable, seseorang dapat merencanakan berhenti merokok secara bertahap, misalnya jika sebelumnya merokok satu bungkus perhari, dapat dikurangi dengan satu bungkus untuk satu minggu. Selain jumlah rokok, memperhitungkan waktu yang terbuang karena aktivitas ini, dengan membuatkan daftar dalam bentuk angka agar jelas. “Jangan beranggapan berhenti merokok itu sulit dilakukan. Tapi harus yakin bahwa hal tersebut layak dilakukan. Melalui prinsip achievable atau keyakinan, merokok pasti dapat dihentikan,”ujarnya.
Mastresna mencoba menerapkan metode supranatural Tri Bhuana yaitu penggabungan energi Kundalini, Cakra, Aksara, Prana, Kanda Pat yang dilakukan tanpa sentuhan dalam terapi berhenti merokok. Hal ini dilakukan karena ia tak ingin dalam pengobatan akan terkontaminasi dengan zat-zat berbahaya. Ia menggunakan dua metode berhenti merokok, yakni metode perilaku (Behavioral Approach) dan metode terapi (Theurappetic Approach). Agar terapi merokok dapat dilakukan dengan baik, beberapa hal harus diperhatikan yakni dengan menyingkirkan semua benda yang menjadi pemicu seseorang merokok seperti asbak dan korek api. “Zona bebas rokok yang dibuat di rumah, tempat kerja atau mobil juga efektif dilakukan mengurangi aktivitas rokok,” ungkapnya. Ia menuturkan, setelah melakukan terapi berhenti merokok sebaiknya diimbangi dengan mencatat dan menghilangkan situasi serta perasaan nikmat akibat rokok. Selain itu, sikap waspada terhadap situasi yang mendorong keinginan itu timbul kembali, perlu dilakukan. “Sebaiknya mantan perokok memiliki catatan harian tentang terapi yang telah dilakukan. Sehingga ketika ingin merokok, dengan mengingat catatan itu, keinginan itu akan hilang. Percuma ‘kan jika terapi yang telah dilakukan gagal begitu saja,” katanya. —lik
Foto:
1. I Made Mastresna, S.E
2. Peserta seminar terapi berhenti merokok di Pasar Oleh-Oleh Tuban Kuta pekan lalu
-------------------------------------------------
Terapi Berhenti Merokok
1. Merubah perilaku merokok misalnya dengan cara menunda sebelum menyelakan korek api, berhentilah tahan selama-lamanya. Semakin lama semakin baik, apalagi jika korek tersebut tak jadi dinyalakan. Selain itu memotong rokok menjadi setengah batang, teruskan hingga seperempat dan akhirnya habis tanpa tersisa.
2. Mengurangi faktor pemicu kebiasaan rokok secara bertahap. Yakni dengan cara mengurangi jumlah nikotin yang dikonsumsi tiap hari atau dapat juga mengganti rokok dengan rokok rendah nikotin. Usahakan menggunakan rokok dengan merek dan rasa yang paling dibenci secara bertahap.
3. Merokok terus menerus tanpa henti sampai muntah. Cara ini harus diulang terus menerus agar hasilnya efektif. Tujuannya agar timbul rasa bosan dan mual untuk merokok. Tapi perlu diperhatikan muntah sangat berbahaya karena kemungkinan pendarahan dan keluarnya cairan.
4. Membayangkan hal buruk akibat rokok.
5. Buat kontrak pengeluaran uang. Dengan adanya perjanjian diatas kertas akan mampu mengikat diri untuk tak merokok karena jika kita melanggar Anda harus memberikan uang kepada orang lain.
Tahapan Perubahan setelah terapi merokok:
Hari Pertama
Tekanan darah akan kembali normal dan karbon monoksida dalam tubuh mulai menghilang. Jika rasa ingin merokok timbul, tarik napas dalam-dalam dan segera minum bnayak air.
Hari kedua
Zat Nikotin telah hilang, namun gejala ketagihan akan memuncak pada hari kedua dan ketiga, nmaun tetaplah fokus dan perkuat semangat.
Hari ketiga
Periode buruk akan terjadi disini. Ketagiahan makin memuncak, namun setelah itu akan menghilang
Hari keempat
Rasa gelisah dan hampa akan menyelimuti akibat efek nikotin. Selain itu pikiran menjadi bingung, perutpun terasa lapar.Untuk itu minum air sebanyak-banyaknya serta senantiasa melakukan kegiatan olahraga
Hari kelima
Nafas jauh lebih ringan, kulit dan mata menjadi cerah dan Anda mulai merasa lebih berenergi. Cobalah untuk belajar melakukan relaksasi khususnya pada pagi dan malam hari.
Minggu pertama
Pola tidur mulai kembali ke normal. Mungkin anda akan mengalami sedikit kering ditenggorokan dan batuk. Hal ini wajar karena paru-paru sedang mengusir tar yang tersisa.
Minggu kedua
Pembuluh darah di seluruh tubuh mulai terbuka dan sirkulasi darah kembali membaik. Hal ini akan terjadi selama beberapa bulan dan energi yang dimiliki juga akan meningkat.
Minggu ketiga
Gejala ketagihan makin berkurang. Ini merupakan fase akhir yang panjang dan membutuhkan konsentrasi dan kesetiaan untuk berhenti merokok.
Tip’s setelah terapi merokok
1. Pemutusan kontak dengan orang yang biasa merokok
2. Penyingkiran segala barang dan sarana yang mendukung kebiasaan merokok.
3. Menghindari situasi-situasi yang bisa mendorong untuk merokok.
4. Menghindari tempat biasa anda menikmati rokok khususnya diluar rumah
5. Pasangi tanda bebas rokok di dalam kamar atau tempat lain yang strategis auat selalu dilihat.
6. Melakukan kegiatan olahraga secara teratur serta merancang diet karena diet mampu membantu menjadi pengganti rokok.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAetFYAqkHPwW-8xInG59RrXUjS-ilnnF5QW2I6b5Oat6ngrgKgfa2JUCe-rujDKoWJPdTUgCofxa93FxDv5NlWbKH7z5SRygeA4EQ1foEuUs9mlTpC-Mu-m93JuAT4wT7ld9NiF4KDCI/s400/rokok12.gif)
Sebuah penelitian di AS menyebutkan, angka kematian perokok aktif mencapai 60% lebih tinggi dibandingkan orang yang tak merokok. Merokok menyumbang peningkatan penyakit kronis di dunia, yaitu penyempitan pembuluh darah dan kanker.
Angka kematian pada perokok tiga kali lipat pada usia 45-64 tahun dan dua kali lipat pada usia 65-84 tahun. Di negara-negara berkembang secara umum kematian akibat merokok cenderung meningkat. Tercatat angka 0,9 million pada tahun 1965; 1,3 million pada tahun 1975; 2,1 million pada tahun 1995.
Pada penelitian yang dilakukan terhadap perawat wanita di
Penurunan angka wanita perokok lebih lambat daripada pria. Dalam kurun waktu tahun 1965-1990, tercatat penurunan dari 46% menjadi 28% pada pria dan dari 34% menjadi 23% pada wanita. “Jadi penurunan angka perokok pria sebesar 18% dan wanita hanya 11%. Tren ini diikuti di
Rina sangat menyayangkan sementara kalangan orangtua, guru dan dosen, pemuka masyarakat, pejabat yang seharusnya menjadi panutan dalam gerakan antimerokok, malah merokok di depan kaum muda. “Ya, paling tidak guru jangan merokok di depan siswanya, ayah jangan di depan anaknya,” pintanya.
“Malah seringkali saya melihat menjenguk orang sakit, malah disuguhi rokok. Walaupun di luar ruangan tapi
Sekarang ini, upaya mencegah orang tidak merokok kalah jauh dibandingkan iklan rokok. Anak muda pun cenderung lebih memilih untuk mencoba merokok, kemudian menjadi kecanduan. Untuk itu perlu diberi edukasi sebelum terjadi kecanduan terhadap rokok pada kaum muda,” harapnya.
4000 Racun
“Saya yakin semua perokok mengetahui bahaya merokok, tapi mereka cuek saja. Kalau sudah sakit, baru berhenti dan itu biasanya sudah terlambat,” ujarnya sinis.
Rina menjelaskan bahwa asap rokok dapat mempercepat terjadinya kadar fibrinogen sebagai faktor independen yang mempermudah terjadinya penyakit jantung koroner. “Kadar ini baru menurun jika telah berhenti merokok setelah kurun waktu 5 tahun,” ungkapnya.
Seorang perokok berisiko terserang penyakit jantung koroner, paru-paru, kanker, penyempitan pembuluh darah, merubah metabolisme tubuh, menurunkan kemampuan kerja, mengganggu pertumbuhan janin, stroke dan penyakit lainnya.
Dalam asap rokok terkandung lebih dari 4000 jenis racun, seperti nikotin, karbon monoksida (CO), TAR, aseton, HCN, DDT, arsen, phenol, methanol, buthane, toluidin, pirine, napthyline, dan lain-lain.
Asap rokok akan mempengaruhi tekanan darah dengan efek yang bervariasi. “Bayangkan saja, satu kali hisap rokok tembakau terkandung 50-150 ug (mikrogram) nikotin. Dan nikotin ini berperan meningkatkan denyut jantung, sehingga memberikan efek jantung berdebar-debar, emosional lebih tinggi, dan itu akan menjadi buruk,” tegasnya.
Beberapa faktor resiko terserang penyakit jantung koroner yang tidak bisa dirubah: adalah keluarga, jenis kelamin, dan kepribadian (tingkah laku). Pada laki-laki berisiko lebih cepat terserang penyakit jantung koroner daripada wanita, karena wanita mempunyai kemampuan proteksi pada masa produktif. “Kalau sudah tidak produktif lagi (menopause) ya sama saja. Semakin tua makin berisiko karena pertahanan tubuh menurun,” katanya.
Gangguan kesehatan yang dialami perokok pasif disebutkan sama bahayanya dibandingkan perokok aktif. “Karena kandungan racun yang diterimanya sama. Bahkan bila perokok aktif mengidap penyakit menular seperti TBC, sambil batuk merokok, itu bisa tertular ke orang lain,” jelasnya. —ten
Foto : Dokter I Ketut Rina, Sp.P.D, Sp. J
------------------------------------------------------------------------------------------------
Terapi Berhenti Merokok ala Mastre
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLZU1HXfF0q5jAZLQOdsDDPY5axG8FjVUT3xGJ08cxmeRd-PGQZhcNeW660KssTuWr45mmgl_ftd4g20RM0SfMtOQZC9gBW97hI4_EhqfL_94EWZv_NEm6sABFvDJ5gnG8jsPCyxW2kwc/s400/rokok.gif)
MEROKOK merusak kesehatan tubuh. Namun, masih banyak orang senantiasa menjadikan rokok sebagai konsumsi rutin sehari-hari, antara lain karena dipengaruhi gengsi, kebebsan, atau sebagai ekspresi perlawanan dan pemberontakan. Berbagai cara telah dilakukan dalam mengantisipasi kegiatan yang mampu menyebabkan kangker, hipotensi dan gangguan kehamilan ini. Sesuai pengamatan Tokoh, larangan tidak merokok telah dilakukan dibeberapa instansi atau perusahaan yakni larangan merokok ditempat-tempat khusus, di ruangan ber AC misalnya, ataupun saat berada di SPBU. Cara ini dianggap tepat karena secara tak langsung mampu mengurangi aktivitas merokok.
Selain itu, Grand Master dari Yayasan Tri Bhuana dan ahli supranatural, I Made Mastresna, S.E juga memberikan terapi berhenti merokok dalam seminar menyambut Hari TBC se-Dunia dengan topik “Terapi Berhenti Merokok seketika dengan perpaduan metode Tri Bhuana Bali dan Vodoo Afrika”.
Menurut Mastresna untuk mengikuti terapi ini, hal penting yang perlu diperhatikan adalah keinginan yang mendasar dalam hati untuk berhenti tanpa ada paksaan apapun. Berbagai alasan dapat diambil untuk menimbulkan niat berhenti merokok, misalnya dengan memikirkan bahwa zat nikotin yang terkandung dalam rokok mampu merusak kesehatan. Menurutnya nikotin merupakan zat perangsang atau stimulan drug yang memiliki efek berlawanan yaitu mampu memberi rangsangan tapi sekaligus menenangkan. Nikotin menyebabkan ketagihan karena kemampuannya memicu dopamine yang merupakan unsur kimia didalam otak yang menyebabkan timbul rasa senang. “Penggunaan pada tingkat rendah berfungsi sebagai stimulant (perangsang), sedangkan pada tingkat banyak bisa menghambat fungsi syaraf otonom dan sel-sel otot tulang. Penggunaan dalam jangka panjang justru malah akan mengurangi kemampuan otak untuk merasa senang,” jelasnya. Ia menambahkan, perokok pasif akan lebih cepat terkena dampak keganasan nikotin dibandingkan perokok aktif karena asap rokok mengandung karbon monoksida yang masuk kedalam organ tubuh mampu mengurangi kapasitas darah dalam menyebarkan oksigen.
Tembakau tak menimbulkan bahaya jika tak dihisap, Seperti dalam proses nginang atau kebiasaan makan sirih yang dilakaukan orang tua pada umumnya. “Biasanya tembakau dipakai untuk membersihkan gigi setelah proses nginang. Tembakau yang dihisap mampu menyebarkan nikotin dalam tubuh, namun tak akan menimbulkan masalah jika tembakau tak dihisap,” ujar Mastresna.
Budaya timur seperti di
Mastresna mencoba menerapkan metode supranatural Tri Bhuana yaitu penggabungan energi Kundalini, Cakra, Aksara, Prana, Kanda Pat yang dilakukan tanpa sentuhan dalam terapi berhenti merokok. Hal ini dilakukan karena ia tak ingin dalam pengobatan akan terkontaminasi dengan zat-zat berbahaya. Ia menggunakan dua metode berhenti merokok, yakni metode perilaku (Behavioral Approach) dan metode terapi (Theurappetic Approach). Agar terapi merokok dapat dilakukan dengan baik, beberapa hal harus diperhatikan yakni dengan menyingkirkan semua benda yang menjadi pemicu seseorang merokok seperti asbak dan korek api. “Zona bebas rokok yang dibuat di rumah, tempat kerja atau mobil juga efektif dilakukan mengurangi aktivitas rokok,” ungkapnya. Ia menuturkan, setelah melakukan terapi berhenti merokok sebaiknya diimbangi dengan mencatat dan menghilangkan situasi serta perasaan nikmat akibat rokok. Selain itu, sikap waspada terhadap situasi yang mendorong keinginan itu timbul kembali, perlu dilakukan. “Sebaiknya mantan perokok memiliki catatan harian tentang terapi yang telah dilakukan. Sehingga ketika ingin merokok, dengan mengingat catatan itu, keinginan itu akan hilang. Percuma ‘
Foto:
1. I Made Mastresna, S.E
2. Peserta seminar terapi berhenti merokok di Pasar Oleh-Oleh Tuban Kuta pekan lalu
-------------------------------------------------
Terapi Berhenti Merokok
1. Merubah perilaku merokok misalnya dengan cara menunda sebelum menyelakan korek api, berhentilah tahan selama-lamanya. Semakin lama semakin baik, apalagi jika korek tersebut tak jadi dinyalakan. Selain itu memotong rokok menjadi setengah batang, teruskan hingga seperempat dan akhirnya habis tanpa tersisa.
2. Mengurangi faktor pemicu kebiasaan rokok secara bertahap. Yakni dengan cara mengurangi jumlah nikotin yang dikonsumsi tiap hari atau dapat juga mengganti rokok dengan rokok rendah nikotin. Usahakan menggunakan rokok dengan merek dan rasa yang paling dibenci secara bertahap.
3. Merokok terus menerus tanpa henti sampai muntah. Cara ini harus diulang terus menerus agar hasilnya efektif. Tujuannya agar timbul rasa bosan dan mual untuk merokok. Tapi perlu diperhatikan muntah sangat berbahaya karena kemungkinan pendarahan dan keluarnya cairan.
4. Membayangkan hal buruk akibat rokok.
5. Buat kontrak pengeluaran uang. Dengan adanya perjanjian diatas kertas akan mampu mengikat diri untuk tak merokok karena jika kita melanggar Anda harus memberikan uang kepada orang lain.
Tahapan Perubahan setelah terapi merokok:
Hari Pertama
Tekanan darah akan kembali normal dan karbon monoksida dalam tubuh mulai menghilang. Jika rasa ingin merokok timbul, tarik napas dalam-dalam dan segera minum bnayak air.
Hari kedua
Zat Nikotin telah hilang, namun gejala ketagihan akan memuncak pada hari kedua dan ketiga, nmaun tetaplah fokus dan perkuat semangat.
Hari ketiga
Periode buruk akan terjadi disini. Ketagiahan makin memuncak, namun setelah itu akan menghilang
Hari keempat
Rasa gelisah dan hampa akan menyelimuti akibat efek nikotin. Selain itu pikiran menjadi bingung, perutpun terasa lapar.Untuk itu minum air sebanyak-banyaknya serta senantiasa melakukan kegiatan olahraga
Hari kelima
Nafas jauh lebih ringan, kulit dan mata menjadi cerah dan Anda mulai merasa lebih berenergi. Cobalah untuk belajar melakukan relaksasi khususnya pada pagi dan malam hari.
Minggu pertama
Pola tidur mulai kembali ke normal. Mungkin anda akan mengalami sedikit kering ditenggorokan dan batuk. Hal ini wajar karena paru-paru sedang mengusir tar yang tersisa.
Minggu kedua
Pembuluh darah di seluruh tubuh mulai terbuka dan sirkulasi darah kembali membaik. Hal ini akan terjadi selama beberapa bulan dan energi yang dimiliki juga akan meningkat.
Minggu ketiga
Gejala ketagihan makin berkurang. Ini merupakan fase akhir yang panjang dan membutuhkan konsentrasi dan kesetiaan untuk berhenti merokok.
Tip’s setelah terapi merokok
1. Pemutusan kontak dengan orang yang biasa merokok
2. Penyingkiran segala barang dan sarana yang mendukung kebiasaan merokok.
3. Menghindari situasi-situasi yang bisa mendorong untuk merokok.
4. Menghindari tempat biasa anda menikmati rokok khususnya diluar rumah
5. Pasangi tanda bebas rokok di dalam kamar atau tempat lain yang strategis auat selalu dilihat.
6. Melakukan kegiatan olahraga secara teratur serta merancang diet karena diet mampu membantu menjadi pengganti rokok.
sumber wordpress
Tidak ada komentar:
Posting Komentar